Masa sebelum Islam, khususnya di Jazirah arab, disebut masa jahiliyah. Istilah jahiliyah dipakai untuk menandai
msa sebelum Nabi Muhammad saw lahir.
Sebutuan
jahiliyah diberikan pada bangsa Arab yang pola kehidupannya bersifat primitip.
Mereka pada umumnya hidup berkabilah-kabilah. mereka ada dalam lingkungan yang
ummi [ tidak mengenal baca tulis ] dan jauh dari peradaban, yang meyebabkan
mereka hidup di dalam kegelapan dan kebodohan. Akibatnya mereka sesat jalan,
tidak menemukan nilai-nilai kemanusiaan dan ke sucian, memusnahkan anak-anak
dengan dalih kemulian dan kesucian, memusnahakan harta kekayaan denga
perjudian, dan membangkitkan peperangan diantara sesame dengan alasan harga
diri dan ke pahlawanan. Suasana kehidupan seperti inlah yang dikenal dengan
sebutan jahiliyah.
Namun
demikian, bukan berarti mereka tidak memiliki potensi peradaban. Mereka
sebenarnya berada dalam kondisi fitrah, dalam arti tidak terkontaminasi oleh
kebudayaan dan peradaban yang memerosokkan kemanusian seperti yang terjadi di
Persia, yang memungkinkan mereka kreatif dan pandai menciptakan kemerosotan-
kemerosotan, pilsafah keserba bolehan dan kebejatan moral yang dikemas dalam
bentuk agama. Mereka juga tidak memiliki kekuatan militer seperti Romawi yang
mendorong mereka melakukan ekspansi ke negeri-negeri tetangga. Mereka tdak
memiliki kemegahan filosofis Yunani, yang menjerat mereka menjadi bangga mitos
khurafat. Mereka dikenal denga kedermawanan, suka menolong, rasa harga diri dan
kesucian.
Yang
paling fononemal dari kehidupan bangsa Arab jahiliyah adalah tradisi
kesusastarenaan mereka yang begitu tinggi. Mereka memiliki institusi
kesusatenaan yang mapan, yakni berupa festival syair yang dilaksakan setiap
tahun berpusat di suq al’ukaz. Syair- ayair terbaik dari hasil
festival ini kemudian diabadikan dalam bentuk tuliasn tinta emas yang
digantungkan di dingding ka’bah, sehingga dinamakanalmu’allaqat.
Peranan
syair sangat dominan dalam kehidupan masyrakat Arab jahilyah. Ia memiliki
fungsi semacam fungsi yang dimilki oleh pers dalam kebudayaan modern ini. Denga
syair mubilitas sosial bisa dilakukan dengan efektif. Seseorang bisa
dalam kehinaan karena sebait syair, demikian juga sebaliknya, penghargaan
terhadap syair begitu tinggi, karena bukan kebetulan mereka menempati posisi
elit dalam masyakat sebagai ’’ empu pengetahuan dan empu zamannya.’’
Nabi
Muhammad saw diutus dengan al-qur’an sebagai penyangga utamanya. Oleh karena
masyrakat Jahiliyah sangat gandrung dengan kesusasteraaan maka Alqur an
diturunkan dengan bahasa sastra seperti lazim dipakai oleh masyrakatnya. Hal
ini didasarkan atas pertimbangan :
Pertama
: untuk menyesuaikan diri dengan tradisi masyrakat sehingga bisa komunikatif.
Kedua
: untuk menantang dan mengungguli syair-syair jahiliyah sehingga Alqur an
memiliki daya hidup dan vitalitas yang tinggi ditengah aktivitas dan kepandaian
masyrakat dan berfungsi sebagai mu’jizat bagi kelangsungan Risalah Nabi
Muhammad.
Dalam
penyampaian Risalah Nabi Muhammad banyak menjumpai gangguan dan rintangan yang
keras bahkan sampai pada ancaman pembunuhan, sehingga karena beratnya
pendeeritaan yang ditanggung kaum muslim Rosulullah memerintahkan para
Sahabatnya mencari suaka ke Eteopia yang meyoritas penduduknya beragama Kristen
yang secara teologis sama-sama agama samawi.
Begitulah
keadaan Nabi selama berdakwah di Makkah sampai kemudian melakukan perjanjian
(bai’ah) dengan beberapa orang dari kota Yatsrib yang tidak berapa lama
kemudian mengantarkan beliau hijrah ke Madinah untuk meneruskan Dakwahnya.
Beliau menyebut penduduk asli dengan sebutan Anshor sedangkan pengikutnya yang
berimigrasi disebut Muhajirin kemudian mereka dipersatukan dalam satu ikatan “Ukhuwah
Islamiyah”
Selama
10 tahun Rasulullah menyampaikan Risalah di Madinah hingga pada akhirnya
bersama kaum muslimin mendapat kesempatan untuk membebaskan kota Mekkah dan
Ka’bah hususnya dari berbagai berhala yang telah sekian lama bercokol di
sekeliling ka’bah. Kemudian Beliau menghadap Sang Pencipta pada Hari Senin 12
Rabi’ul awal 11 H/632 M.
Selanjutny
kepemimpinan umat Islam berada di tangan Kholifah Abu Bakar asshiddiq (w 13
H/634 M) , kebijakan pertama yang ia lakukan adalah memerangi orang-orang
murtad dan golongan yang menolak membayar zakat, juga melanjutkan kebijakan
Rosulullah dengan mengirim pasukan yang dipimpin Usamah ibn Zaid ke Siria yang
sempat tertunda pada saaat Rosulullah sakit. Dan pada masanya pula Alqur an
berhasil dikumpulkan dalam satu mushaf .
Umar
ibn Khotthob (w23H / 644M) melanjtkan kepemimpinan umat Islam setelah
Abu Bakar wafat. Ia Kholifah pertama yang diberi gelar Amirul mukminin. Pada
masa kepemimpinanya beliau melakukan ekspansi ke Persia, Iraq, Palestina, Siria
dan Mesir … demi membebaskan wilayah-wlayah tersebut dari jajahan Romawi,
sehingga dua kerajaan besar Persia & Romawi Timur (Bizantium) menjadi
tunduk dibawah kepemimpinanya. Kemudian sang Kholifah yang adil ini wafat
setelah dibunuh oleh Abu lu’lu’ almajusi yang berasal dari Persia.
Usman bin affan [
w.656 M /35H ] terpilih sebangai khalifah setelah masuk sebagai salah seorang
formatur [ahl-Syura] yang ditetapkan Umar menjelang
kematiannya. Pada masa pemerintahan ia berhasil menyusun al-Qur’an dalam satu
bentuk bacaan, yang sebelumnya memiliki banyak versi. Ia juga berhasil
memperluas daerah Islam sampai ke Turki,Siprus.Afrika utara,Asia
tengah,Khurasan,danBalkh di Afghanistan. Pasukan tangguh dan kuat
pertahanannya. 8
Usman meninggal dunia terbunuh dalam usia 82
tahun ketika membaca al-Qur’an, akibat ketidak puasan
rakyatnya atau kebijakan politiknya ynag cenderung familiyer / nepotisme.
Pada masa pemerintahan Ali bin Abi Thalib [w.661M/40
H] terjadi berbagai kerusuhan dan kekacauan pasca terbunhnya Usman. Rakyat
menuntut sang khalifah untuk segera menghukum para
pembunuh Usman. Akan tetapi tuntutan itu sulit
diwujudkan karena keadan negara yang tidak stabil. Hanya satu keputusan yang
ditetapkan Ali, yaitu memerangi kekompok pembangkang tersebut yang berujung
pada terjadinya perang Jamal pimpinan Aisyah yang didukung Zubair dan Talhah
dan perang Siffin pimpinan Mu;awiyah. Dalam perang Siffin itulah Ali
menerima [tahkim] yang menyebabkan pasukan terpeah menjadi dua. Satu
menolak yang lainnya menerima. Kelompok yang menolak kemudian disebut Khawarij
yang bertanggung jawab atas terbunuhnya sang Khalifah.
Masa
pemerinthan Abbu Bakar hingga Ali disebut para sejarawan Islam sebangai masa
al-Khulapa’ ar-Rashidun. Setelah itu pemerintahan Islam beralih menjadi
Munarchi heriditas [kerajaan turun-temurun]. Dinasti pertama dalam Islam adalah
Dinasti Umawiyah yang didirikan oleh Mu’awiyah bin Ali Soffan [w.661M/ 41H]. Ia
mengangkat puteranya Yazid [w. 683M/63H] sebagai putra mahkota [waliuy
al ahd], dan
menjadikan Damaskus di Syiria sebagai Ibukota Islam dan pusat pemerintahanya.
Itulah
gambaran singkat tentang santri-santi Nabi yang di abadikan di dalam Alqur an
dengan sebutan : كزرع
أخرج شطأه فأزره فاستغلظ فاستوى على سوقه يعجب
الزراع ليغيظ بهم الكفار
Tidak ada komentar:
Posting Komentar